Saturday, March 27, 2021

Si Bocah

Dulu ada seorang bocah pendiam yang tidak memiliki keberanian untuk melawan. Sejak hari pertamanya masuk sekolah dasar, memiliki teman baik adalah hal yang dirasanya mustahil. Selama enam tahun, tidak seharipun didapatinya hari yang menyenangkan di sekolah. Selalu ada hal yang membuatnya merasa kecil. 

Dulu, uang jajan 1500 rupiah adalah jumlah yang besar untuknya tapi dia hanya bisa jajan dengan sekeping 500 perak. Sisanya, seribu rupiah, dia berikan ke kakak kelas yang tidak punya hati itu. Dia dipalak kakak kelas, seorang perempuan dengan rambut sebahu dan badan kurus tinggi. Kelakuannya keterlaluan. Namanya Asih. Nama yang tidak sepadan dengan kelakuannya yang tidak welas asih. 

Si Asih ini bahkan pernah mendatangi rumah si bocah hanya untuk meminta uang. Dengan bodohnya, si bocah meminta uang ke orang tuanya untuk diberikan kepada si Asih.

Lain cerita, pernah suatu hari dia melihat teman-teman laki-lakinya diminta untuk saling berkelahi (tanpa alasan). Si bocah melihat darah keluar dari ujung bibir dan hidung teman-temannya. Bahkan ada salah satu baju seragam temannya yang robek. Hal yang sebenarnya tidak patut untuk diingat.

Itu hanya salah dua dari sekian banyak hal tidak menyenangkan yang si bocah rasakan saat duduk di sekolah dasar. Lainnya tentu ada banyak hal yang membuatnya sedih dan merasa tidak aman ketika masuk sekolah. 

Pun si bocah selama sekolah selalu dibully. Aku tidak akan cerita soal ini, itu terlalu menyebalkan untuk ditulis. 

Si bocah adalah aku.

Doll for Child

  Social activities selalu bisa memberikan energi baik untuk saya tapi selama menjadi seorang karyawan, kegiatan semacam ini sulit sekali di...